Tanya (T) : Apakah benar pada awal November 2011 ini akan ada sebuah asteroid besar yang bakal mendekati Bumi?
Jawab (J) : Ya, meski harus diluruskan bahwa asteroid tersebut tidaklah mendekati Bumi, melainkan melintas dekat atau berpapasan dekat. Dalam terminologi astronomi, kata “mendekati Bumi” bermakna sebuah obyek sedang mendekat dan bakal menumbuk atau menabrak Bumi. Sedangkan kata “melintas dekat” atau “berpapasan dekat” menunjukkan sebuah obyek hanya melintas di lingkungan dekat Bumi tanpa ada peluang untuk menumbuk atau menabrak Bumi.
T : Oke. Apakah nama asteroid besar yang bakal melintas dekat tersebut?
J : Asteroid tersebut belum diberi nama, namun diberi penandaan sementara (provisional designation) sebagai asteroid 2005 YU55.
T : Mengapa asteroid 2005 YU55 ini belum diberi nama?
J : Sejak beroperasinya sistem-sistem pelacakan benda langit otomatik seperti LINEAR, LONEOS, NEAT, Spacewatch, Catalina Sky Survey, Siding Spring Survey dan belakangan Pan-STARRS, jumlah penemuan benda langit yang menjadi kandidat asteroid melonjak hebat secara eksponensial. Sementara tatanama asteroid mengatur nama bagi sebuah asteroid ditentukan oleh sebuah komisi dan ditetapkan dalam sidang IAU (International Astronomical Union). Ini berbeda dengan komet, yang namanya langsung ditetapkan segera setelah penemuannya dengan merujuk pada nama penemunya. Dalam beberapa kasus, nama bagi sebuah asteroid baru ditetapkan 30 hingga 40 tahun setelah penemuannya. Meski terdapat pula asteroid yang mendapatkan nama lebih cepat, yakni hanya beberapa tahun setelah ditemukan, khususnya untuk asteroid-asteroid yang dipandang penting.
|
|
T : Oh begitu. Kapan asteroid 2005 YU55 ini ditemukan?
J : Sesuai penandaan sementaranya, asteroid ini ditemukan pada paruh bulan terakhir tahun 2005 (sesuai dengan kode Y di belakang angka 2005, Y = antara tanggal 16 hingga 31 Desember). Faktanya asteroid ini ditemukan pada 28 Desember 2005 oleh Robert McMillan lewat sistem pelacakan otomatik Spacewatch yang dioperasikan dari observatorium Gunung Tucson, Arizona (AS).
T : Bagaimana orbit asteroid 2005 YU55 ?
J : Asteroid mengelilingi Matahari dalam orbitnya yang sangat lonjong, yang merentang mulai dari sekitar orbit Venus hingga sedikit lebih jauh dari orbit Mars. Perihelionnya 0,65 SA sementara aphelionnya 1,63 SA. Asteroid membutuhkan waktu 1,22 tahun sekali guna mengelilingi Matahari satu putaran. Orbitnya memiliki kemiringan yang rendah terhadap ekliptika, yakni hanya 0,5 derajat. Dengan sifat orbit demikian, asteroid ini digolongkan sebagai bagian asteroid kelas Apollo karena orbitnya memintas orbit Bumi.
T : Bagaimana sifat fisis asteroid 2005 YU55?
J : Observasi radar lewat teleskop radio raksasa Arecibo pada April 2010 memperlihatkan asteroid ini berbentuk bulat mirip bola dengan garis tengah 400 meter. Dengan asumsi densitasnya antara 3 hingga 4 gram per sentimeter kubik, maka massa asteroid 2005 YU55 adalah antara 100 hingga 130 juta ton. Asteroid juga berputar pada sumbunya dengan periode rotasi 20 jam. Permukaannya tergolong cukup gelap karena hanya memantulkan 3 % cahaya Matahari yang mengenainya. Spektrumnya mengindikasikan asteroid ini adalah anggota asteroid kelompok C yang berada di dalam sabuk Asteroid Utama di antara orbit Mars dan Jupiter. Diduga ada sebuah mekanisme yang membuatnya terlempar dari kawasan tersebut dan berubah menjadi asteroid yang gemar melintas dekat Bumi. Mekanisme tersebut kemungkinan adalah gangguan gravitasi planet Jupiter. Pada 8 November 2011, asteroid melaju di orbitnya pada kecepatan 13,6 km/detik. Dengan demikian asteroid ini memiliki energi kinetik sebesar 2.200 hingga 2.900 megaton TNT. Sebagai pembanding, energi letusan bom nuklir Hiroshima adalah 20 kiloton TNT. Sehingga energi kinetik asteroid tersebut setara dengan 110 hingga 145 ribu bom Hiroshima.
T : Wow, itu energi kinetik yang sangat besar, melebihi ambang batas energi 1.000 megaton TNT untuk menciptakan dampak kerusakan lingkungan yang bersifat global akibat tumbukan asteroid. Apakah dengan demikian asteroid ini berbahaya bagi Bumi ?
J : Tidak. Asteroid ini memang diklasifikasikan sebagai asteroid berpotensi bahaya bagi Bumi atau PHA (potentially hazardous asteroid). Dan semula asteroid ini diklasifikasikan ke dalam skala 1 Torino, artinya memang berpotensi menumbuk Bumi meski probabilitasnya kecil. Namun observasi demi observasi yang berpuncak pada observasi April 2010 menegaskan peluang asteroid ini untuk bertumbukan dengan Bumi adalah nol hingga seabad mendatang. Sehingga asteroid pun dikeluarkan dari skala Torino. Tidak berbahayanya asteroid ini salah satunya disebabkan oleh stabilitas orbitnya. Asteroid 2005 YU55 mengalami resonansi orbital dengan tiga planet sekaligus, yakni Venus, Bumi dan Mars. Asteroid 2005 YU55 telah tepat sekali mengelilingi Matahari selagi Venus tepat dua kali mengelilingi Matahari. Demikian juga, asteroid telah tepat lima kali mengelilingi Matahari selagi Mars tepat tiga kali mengelilingi Matahari. Dan asteroid telah tepat lima kali mengelilingi Matahari selagi Bumi tepat enam kali mengelilingi Matahari. Perbandingan periode revolusi asteroid terhadap planet-planet tersebut merupakan perbandingan angka bulat dan sederhana, menandakan terjadinya resonansi orbital.
T : Oke. Jika tidak berbahaya, mengapa asteroid ini digolongkan sebagai PHA ?
J : Sebuah asteroid dikategorikan PHA jika ia berada dalam jarak kurang dari 19,5 kali lipat jarak Bumi-Bulan saat melintas dekat, atau kurang dari 7,5 juta km. Lebih spesifik lagi, asteroid PHA adalah asteroid berdiameter minimal 100 meter yang melintas pada jarak kurang dari 7,5 juta km terhadap Bumi. Asteroid 2005 YU55 dikategorikan sebagai PHA karena memenuhi persyaratan tersebut. Sebuah asteroid PHA tidak selalu akan bertumbukan dengan Bumi, namun harus diperhatikan dengan seksama mengingat perlintasan dekatnya dengan Bumi membuat asteroid berulang kali merasakan gangguan gravitasi Bumi. Ini berpotensi mengubah orbitnya secara perlahan-lahan, yang bisa saja membuatnya mendekati Bumi. Namun untuk kasus 2005 YU55, selama 100 tahun ke depan tidak perlu dikhawatirkan.
T : Kapan asteroid ini melintas dekat Bumi?
J : Asteroid 2005 YU55 akan melintas dekat Bumi pada Selasa 8 November 2011 pukul 23:38 GMT di atas Amerika tengah pada jarak hanya 325 ribu km atau setara dengan 85 % jarak Bumi-Bulan. Pada saat itu asteroid memiliki magnitudo semu +10 sehingga memungkinkan dilihat dengan teleskop kecil. Namun bagi kawasan Amerika tengah, perlintasan dekat ini terjadi tatkala Matahari baru saja terbenam sehingga upaya untuk mengobservasinya tepat pada saat melintas dekat menjadi amat sulit.
T : Apakah asteroid ini bisa dilihat dari Indonesia ?
J : Pada saat perlintasan dekatnya tidak bisa. Bagi Indonesia, asteroid 2005 YU55 akan berada di langit malam pada Rabu 9 November 2011 selepas Matahari terbenam hingga lepas tengah malam. Di luar cuaca yang cenderung berawan atau hujan, kesempatan untuk mengamati asteroid ini sangat tipis. mengingat posisi asteroid tepat ada di samping Bulan yang sedang menuju fase purnamanya. Sehingga langit dalam keadaan terang benderang dan amat menyulitkan asteroid 2005 YU55 untuk terlihat meskipun memiliki magnitudo semu +10.
T : Jika kondisinya sulit untuk melakukan pengamatan, bagaimana menyaksikan asteroid ini ?
J : Situasi langit malam di berbagai penjuru sebenarnya hampir sama karena pada saat itu Bulan sedang berada di langit dan mendekati fase purnamanya. Lokasi pengamatan terbaik adalah pantai timur Amerika dan pantai barat Afrika selepas pukul 21:00 GMT. Dua observasi non visual, yakni berbasis radar dengan menggunakan teleskop radio, telah dipersiapkan masing-masing memanfaatkan teleskop radio 35 meter di Deep Space Network Goldstone, California (AS) dan teleskop radio raksasa 300 meter di Arecibo (Puerto Rico). Goldstone berencana memetakan asteroid ini untuk membentuk model tiga dimensinya dengan resolusi hingga 4 m per pixel. Arecibo pun memiliki niat serupa, hanya saja resolusinya 7,5 m per pixel. Jadi, mari nantikan seperti apa wajah sebenarnya dari asteroid 2005 YU55 lewat observasi kedua teleskop radio tersebut.
T : Apakah setelah perlintasan dekat asteroid ini, masih ada kejadian serupa di masa depan ?
J : Perlintasan asteroid dekat Bumi dengan ukuran besar sebenarnya tegolong langka, rata-rata terjadi sekali dalam tiga dasawarsa. Pada 1976 silam, asteroid 2010 XC15 melintas cukup dekat yakni hanya 50 % jarak Bumi-Bulan. Namun tak seorang pun menyadarinya karena asteroid ini baru berhasil diidentifikasi pada awal Desember 2010 lalu. Perlintasan dekat asteroid besar selanjutnya akan terjadi 2028 kelak, saat asteroid 2001 WN5 melintas pada jarak 60 % jarak Bumi-Bulan.
T : Ada selentingan yang mengaitkan asteroid 2005 YU55 dengan komet Elenin dan skenario Kiamat 2012. Benarkah demikian ?
J : Tidak. Selentingan tersebut tidak berdasar dan tidak memiliki argumen ilmiah. Asteroid 2005 YU55 dan komet Elenin adalah dua benda langit yang berbeda dan orbit keduanya pun terpisah jauh, tidak saling berpotongan. Asteroid 2005 YU55 adalah asteroid kelas Apollo, yang mengorbit Matahari dengan memintas orbit Bumi dan Mars. Sementara komet Elenin adalah komet dengan orbit berupa parabola. Jarak terdekat antara asteroid 2005 YU55 dan komet Elenin sudah terjadi pada 13 September 2011 silam, kala keduanya berselisih jarak 25 juta km. Ini setara dengan 65 kali lipat jarak Bumi-Bulan, sehingga tak mungkin keduanya saling berhubungan. Perlu diluruskan pula, baik perlintasan dekat asteroid maupun komet tak berdampak bagi Bumi. Karena massa komet maupun asteroid amat kecil sehingga gravitasinya pun sangat kecil dan dengan mudah dapat diabaikan. Karena kecilnya, komet dan asteroid pun tidak mempunyai medan magnet.
T : Jika massa komet atau asteroid sangat kecil dan tidak mempunyai medan magnet, mengapa ada komet atau asteroid tertentu yang dikategorikan berpotensi bahaya atau PHA ?
J : Satu-satunya ancaman dari asteroid atau komet adalah bila mereka bertumbukan dengan Bumi. Asteroid atau komet membawa energi kinetik yang sangat besar, sehingga tumbukannya dengan Bumi akan diikuti dampak yang cukup luas. Tumbukan asteroid atau komet bergaris tengah minimal 1 km akan menyebabkan dampak lingkungan yang mengglobal dalam bentuk musim dingin anomalik (nuclear winter) akibat terhalanginya sinar Matahari. Tumbukan juga berpotensi melepaskan milyaran ton gas karbondioksida, khususnya bila tumbukan terjadi di dasar laut atau di batuan yang kaya kalsium karbonat. Dua hal berbeda itu adalah faktor penyebab kematian massal makhluk hidup Bumi dalam sejarahnya di masa silam. Itulah alasannya mengapa asteroid dan komet, khususnya yang melintas dekat Bumi, senantiasa dipantau dengan cermat.