Tamu Tengah Malam Pemicu Histeria (Kisah Asteroid 2012 DA14, bagian pertama)

Asteroid Benda Langit Tata Surya

Catat waktunya: Sabtu 16 Februari 2013 tengah malam hingga jelang Matahari terbit. Di keheningan dan gelapnya dini hari itu, dengan latar belakang taburan bintang-bintang, sebuah bongkahan batu besar yang hampir menyamai ukuran jumbo jet komersial Boeing-747 bakal melintas cepat dan senyap dalam jarak cukup dekat dengan Bumi. Pada puncak perlintasannya, batu besar ini bahkan melintas hanya sejarak 27.700 km dari permukaan Bumi kita, dengan titik perlintasan terdekat di atas pintu masuk ke Selat Sunda dari Samudera Hindia. Tak ada peluang untuk berbenturan dengan Bumi, namun inilah batu antariksa yang bakal memecahkan rekor perlintasan terdekat dengan Bumi. Inilah kisah asteroid 2012 DA14, si tamu tengah malam (bagi Indonesia) pemicu histeria.

Gambar 1. Perbandingan asteroid 2012 DA14 dengan pesawat antariksa ulang-alik, yang memperlihatkan besarnya ukuran asteroid pemecah rekor perlintasan-terdekat dengan Bumi ini. Sumber : NASA, 2013.
Gambar 1.
Perbandingan asteroid 2012 DA14 dengan pesawat antariksa ulang-alik, yang memperlihatkan besarnya ukuran asteroid pemecah rekor perlintasan-terdekat dengan Bumi ini.
Sumber : NASA, 2013.

Asteroid 2012 DA14 memiliki diameter 58 meter dengan estimasi massa sekitar 330.000 ton. Ia ditemukan lewat penyigian langit rutin pelacak benda-benda mini (asteroid dan komet) yang berpotensi membahayakan Bumi dalam tajuk La Sagra Sky Survey, melalui Observatorium Mallorca (Spanyol). Penyigian langit ini menjadi salah satu tren astronomi terkini setelah muncul kesadaran bahwa peradaban manusia dan bahkan kehidupan ini sangat rentan mengalami gangguan dan bahkan pemusnahan akibat tumbukan asteroid/komet dengan Bumi. Musnahnya kawanan dinosaurus 65 juta tahun silam beserta 75 % makhluk hidup lainnya, yang disebabkan tumbukan asteroid segede Gunung Everest, memantik kesadaran itu. Disusul kejadian tumbukan keping-keping komet Shoemaker-Levy 9 dengan planet Jupiter pada Juli 1994 silam, kengerian yang disaksikan langsung oleh manusia di Bumi sebagai sebuah analogi. Dan peristiwa tumbukan asteroid seukuran 10 meter di Tanjung Palette, Bone, Sulawesi Selatan (Indonesia) pada 8 Oktober 2009 silam. Mujur pada peristiwa terakhir asteroidnya keburu melepaskan semua energinya pada ketinggian 39 km sehingga tak berdampak apapun, meski energi tumbukannya demikian besar karena setara dengan 3 butir bom nuklir Hiroshima yang diledakkan serempak.

Asteroid 2012 D14 pertama kali terekam di Observatorium Mallorca pada 23 Februari 2012 sebagai titik cahaya amat redup yang beringsut pelan di antara bintang-bintang di latarbelakangnya. Dengan cepat titik cahaya ini juga terdeteksi oleh sistem-sistem penyigian langit lainnya dan segera disimpulkan sebagai asteroid. Saat itu asteroid berjarak 4,3 juta km dari Bumi atau 11 kali lipat lebih jauh ketimbang Bulan. Sesuai dengan tatanama yang berlaku di IAU (International Astronomical Union), karena diketemukan di paruh kedua bulan Februari pada tahun 2012 maka asteroid ini dikodekan sebagai 2012 DA14 tanpa nama resmi. Penamaan resmi hanya akan dilakukan IAU jika memang diperlukan, namun ada proses panjang yang harus dilalui.



Asteroid 2012 DA14 beredar mengelilingi Matahari dalam sebentuk orbit lonjong dengan perihelion sejarak 134 juta km dari Matahari sementara aphelionnya sejauh 166,5 juta km dari Matahari pada kemiringan bidang orbit (inklinasi orbit) 10 derajat terhadap bidang orbit Bumi. Dalam orbit tersebut, asteroid 2012 DA14 mengelilingi Matahari sekali putaran setiap 366 hari sekali. Dengan demikian asteroid 2012 DA14 tergolong sebagai asteroid kelas Apollo, karena orbitnya sangat berdekatan dengan orbit Bumi dan terletak di antara orbit Venus dan orbit Bumi serta orbit Bumi dan orbit Mars.

Gambar 2. Sekuens citra asteroid 2012 DA14 saat ditemukan dari observatorium Mallorca (Spanyol) dalam La Sagra Sky Survey. Asteroid (ditandai dalam lingkaran) nampak bergerak relatif terhadap bintang-bintang yang menjadi latarbelakangnya. Kedua citra ini diambil dalam waktu berbeda yang berselisih sekitar 1 jam. Sumber : La Sagra Sky Survey, 2012.
Gambar 2.
Sekuens citra asteroid 2012 DA14 saat ditemukan dari observatorium Mallorca (Spanyol) dalam La Sagra Sky Survey. Asteroid (ditandai dalam lingkaran) nampak bergerak relatif terhadap bintang-bintang yang menjadi latarbelakangnya. Kedua citra ini diambil dalam waktu berbeda yang berselisih sekitar 1 jam.
Sumber : La Sagra Sky Survey, 2012.

Berbeda dengan sejumlah asteroid lainnya sesama kelas Apollo, asteroid 2012 DA14 secara mengejutkan bakal melintas sangat-dekat dengan Bumi pada Sabtu dinihari 16 Februari 2013 waktu Indonesia dengan jarak perlintasan hanya 27.700 km dari permukaan Bumi. Inilah rekor jarak terdekat antara sebuah asteroid besar dengan Bumi sepanjang sejarah peradaban, setidaknya sejak sistem-sistem penyigian langit mulai beroperasi pada dua dekade silam. Dia memang masih belum melampaui rekor asteroid 2011 CQ1, yang melintas sangat-dekat permukaan Bumi pada 4 Februari 2011 silam dengan jarak hanya 5.500 km dari permukan Bumi. Namun asteroid 2011 CQ1 hanyalah bongkahan batu seukuran 1 meter saja dan bisa diibaratkan sebagai semut yang berdampingan dengan gajah jika dibandingkan dengan asteroid 2012 DA14.

Asteroid 2012 DA14 pun segera bikin heboh dan memicu histeria, apalagi ditemukan pada tahun 2012 yang dipopulerkan sebagai tahun kiamat. Terlebih lagi asteroid ini melintas-sangat dekat hanya dalam dua bulan pasca Desember 2012, yang dipopulerkan sebagai bulan kiamat. Beberapa media massa secara bombastis baik di mancanegara maupun Indonesia segera mengaitkan asteroid ini dengan heboh Kiamat 2012. Beberapa diantaranya dengan gegabah bahkan menyatakan asteroid inilah yang bakal menabrak Bumi, meski data-data observasi yang valid dan reliabel justru menyatakan sebaliknya.

Terlepas dari heboh Kiamat 2012 yang tak terbukti, Bagi kalangan astronomi asteroid ini pun mendatangkan histeria tersendiri. Beragam observatorium di segenap penjuru berlomba-lomba menyiapkan diri untuk turut berpartisipasi mengamati asteroid ini guna mengungkap lebih lanjut akan karakteristik fisisnya dan dinamikanya selama mengarungi tata surya. Demikian pula sejumlah astronom amatir baik secara pribadi maupun yang bergabung dalam klub-klub astronomi. Pun di Indonesia, yang menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan asteroid ini. Observasi asteroid 2012 DA14 akan dilakukan oleh observatorium Bosscha dan juga sejumlah klub astronomi.

1 thought on “Tamu Tengah Malam Pemicu Histeria (Kisah Asteroid 2012 DA14, bagian pertama)

Leave a Reply