Parangkusumo, 30 Juli 2011. Hembusan angin darat dari pantai parangtritis, mampu menancapkan hawa dingin ke setiap sudut sendi-sendi tulang, menerbangkan zarah demi zarah pasir yang dibawa Sungai Opak, hingga membentuk pola-pola sand dune. Alam sedang bekerja.
21.55 WIB, semua skygazer telah merapat di lokasi observasi. Satu, dua, tiga, empat…. entahlah, Alhamdulillah malam ini banyak sekali yang ikut observasi ^_^ . MMT telah terbentang, beberapa telah berbaring diatasnya, berharap ada meteor yang menampakkan diri. Teleskop juga telah siap menjelajah isi langit nun jauh di sana. Dan kami pun memulai ritual malalm ini. Meteor shower southern delta aquarids.
Satu persatu meteoroid mulai menghantam atmosfer bumi. Terbakar, dan tampak bola pijaran api yang melesat di angkasa. Yap… itulah meteor. Tidak selamanya meteor habis terbakar dalam atmosfer, ada juga meteor yang sukses mendarat dipermukaan bumi (disebut meteorit), seperti kawah Barringer Crater di Arizona AS. Kawah dengan diameter 1,13km dan kedalaman 175m di Arizona tersebut diperkirakan bekas tempat mendaratnya meteor dengan diameter 50m. Setiap saat, bumi berpotensi diserang oleh peluru-peluru meteor, namun Tuhan Maha Sempurna, bumi kita dikaruniai dua tameng pelindung. Dua pahlawan kita adalah atmosfer bumi dan bulan. Setiap malamnya, kita selalu disuguhi oleh pemandangan permukaan bulan yang sama (karena rotasi dan evolusinya terhadap bumi memakan waktu yang sama). Lalu, bagaimana wajah si Luna pada sisi sebaliknya??? Pada sisi sebaliknya itulah dia mengorbankan dirinya, diserang oleh entah berapa ribu meteoroid, sehingga bumi selamat dari serangan tsb. (so sweet :p)
Sebagai pembuka penjelajahan langit, dimulai dengan pengintipan Butterfly Cluster, yang terletak di M6, di atas Shaula pada konstelasi Scorpio. Seperti namanya, butterfly, kumpulan bintang muda ini tersusun seperti membentuk formasi kupu-kupu.
|
|
Puas dengan peneropongan kumpulan bintang muda nan biru cantik, dilanjutkan pengenalan beberapa konstelasi di langit utara. Diawali dengan konstelasi Cygnus atau si angsa. Rasi yang juga disebut sebagai Salib Utara ini dapat dikenali dengan bintang paling terangnya, Deneb, yang terletak di ekor angsa. Sementara itu, di kepala angsa, terdapat bintang ganda dengan komponen biru dan kuning, Albireo.
Lalu beralih pada rasi kecil Lyra. Biarpun termasuk konstelasi yang kecil, namun Lyra memiliki bintang yang benderang, Vega. Di langit utara bintang ini merupakan bintang paling terang kedua setelah Arcturus. Tak kalah menariknya, terdapat pula keluarga aquila yang terdiri dari Beta Aquila, Alpha Aquila (Altair) dan Gama Aquila. Ketiganya merupakan bagian dari konstelasi Aquila.
Bintang paling terang dari ketiga konstelasi tersebut (Deneb, Vega, dan Altair) membentuk formasi Summer Triangle. Sesuai namanya, simpul segitiga bintang terang ini merupakan pertanda musim kemarau.
Di sebelah timur, perlahan Rasi Pegasus mulai terbit. Nah di dekat Pegasus ini nanti, akan kami sapa galaksi tetangga, Andromeda.
Beralih ke langit Selatan, terdapat Alpha Centauri pada Rasi Centaurus, namun sayang, pasangannya, Beta Centauri atau Hadar telah terbenam. Alpha Centauri merupakan bintang paling dekat dengan bumi, setelah matahari, dengan jarak 4 tahun cahaya (pembulatan). Jadi cahaya bintang yang terlihat malam itu merupakan cahaya si Alpha Centauri pada saat 4 tahun yang lalu. Mau lihat cahaya Alpha Centauri pada saat ini, 30 Juli 2011?? Tunggu saja tanggal 30 Juli 2015:p
Sambil berbaring beralaskan MMT yang bergambar Jupiter, kami mulai serius dengan meteor shower. Berbaring beratapkan langit nan megah, dengan hiasan Milky Way yang membentang membelah langit dari ujung utara hingga ujung selatan melalui Rasi Cygnus, Aquila, Sagitarius (juga ekor Scorpio), Ara dan di paling selatan, Centaurus. Subhanallah…. hanya dengan rangkaian 11 aksara tersebut yang mampu menggambarkan kemegahan ciptaan-Nya ini.
Sunyi. Berseru dapat meteor. Tertawa. Ngobrol astronomi. Sunyi. Berseru dapat meteor. sunyi. Berceloteh. Tertawa. Berseru dapat meteor. ngobrol astronomi. Sunyi, dan seterusnya….
Malam kian bersemangat menjemput dini hari. Pegasus mulai naik, menampakkan seluruh badannya. Kini saatnya memburu galaksi spiral yang dekat dengan Bimasakti. Andromeda. Dari teleskop terlihat seperti nebula yang mungil, cantiiik..
Malam sepenuhnya tenggelam, berganti pagi hari dengan tanda telah lewatnya jarum jam dari angka 12.00. Di ufuk timur, dengan malu-malu terbitlah planet terbesar di tata surya kita, Jupiter. Tak menunggu lama lagi, teleskop mulai diarahkan ke timur, membidik si cantikk jupiter beserta satelit-satelitnya. Tak kalah menariknya, samar-samar terlihat badai dipermukaan Jupiter.
Dari observasi meteor shower 30 juli 2011, hasil akhirku adalah 15 meteor. update terakhir paling banyak ada yg dapat 24 meteor. plok..plok..plok…..
Little note: dengan menatap lekat-lekat langit malam itu, kembali tersadar bahwa kita sangatlah keciiiilll, bahkan lebih kecil dari satu zarah lempung sekalipun. Lantas, apakah pantas jika kita membanggakan apa yang kita milliki, yang kita kuasai, atau apapun yang ada pada diri kita?????
Have a nice sky gazing
Satu bumi, satu langit
Dan akhir kata…. Marhaban ya Ramadhan.. ^_^