Kunjungan SAC ke Planetarium Loka Jala Crana

Klub Astronomi

 

Minggu, 12 Agustus 2012, adalah hari yang padat dan sangat melelahkan untuk Para Laskar Teropong Surabaya Astronomy Club. Kenapa? Karena pada hari itu, selain ada Cak Mat Perseids Meteor Shower & Okultasi Jupiter, pada hari yang sama, Surabaya Astronomy Club juga melakukan kunjungan wisata ke Museum TNI-AL Loka Jala Crana Surabaya. Apa hubungannya Astronomi dan Museum TNI-AL? Jangan salah, di Museum yang berdiri sejak 19 September 1969 ini juga mempunyai bangunan Planetarium untuk melihat tata surya. Tentu inilah yang menarik perhatian Para punggawa Surabaya Astronomy Club untuk berkunjung kesana.

 

Selain itu, Planetarium adalah sebagai mendukung fasilitas untuk belajar kadet (taruna), telah mensupply pengetahuan ketika mereka melakukan suatu perjalanan di laut. Situasi dari bintang bisa menentukan posisi mereka untuk tinggal meliputi pergantian dari waktu. Bagaimana gerakan bintang, pola calon arah dan waktu.

 

Pada jam 10.00WIB, kami sudah berada di Pura Agung Jagat Karana untuk berkumpul sebelum berangkat.  Dan sudah seperti perkiraan kami sebelumnya, tak sedikit Para punggawa SAC yang ketiduran setelah sebelumnya melakukan pengamatan Hujan Meteor & Okultasi Jupiter di Kenpark. Namun, beberapa masih menyempatkan untuk dapat mengikuti kunjungan ini. Kunjungan kali ini lebih berwarna karena beberapa Anggota SAC ada yang mengajak keluarganya untuk turut serta mengenalkan pendidikan Astronomi dengan mengikuti kunjungan ke Planetarium Loka Jala Crana ini.

 

Tepat pukul 10.10WIB, kami pun berangkat bersama menuju Museum Loka Jala Crana yang bertempat di Komplek Akademi Angkatan Laut Bumi Moro Surabaya. Di Bumi Moro ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditaati , tidak boleh membuang sampah sembarangan, dilarang membuat suasana gaduh, menjaga ketertiban itu yang diutamakan, kenapa hal ini tidak boleh dibiarkan ? karena tempat ini adalah markas besar TNI-AL, Penjagaan yang ketat dan imej kedisiplinan membuat kompleks ini jarang menjadi pilihan berpariwisata. Namun itu tak mempengaruhi semangat punggawa SAC untuk berkkunjung ke tempat ini.

 

Setelah beberapa menit perjalanan, kami pun sampai di tempat tujuan, dan ternyata di sana juga sudah ada beberapa punggawa SAC yang langsung berangkat kesana dari rumah. Disana kami langsung disambut dengan ramah oleh petugas yang berjaga.

 

Untuk pendahuluan, kami diajak melihat-lihat koleksi museum, yang merupakan benda benda bekas perang jaman penjajahan. Ada banyak peralatan khas anak bangsa untuk melindungi diri dari kekejaman penjajah. Baju anti peluru yang sudah compang-camping hingga senjata dalam bentuk unik, Baju seragam, sepeda motor yang digunakan para pahlawan juga masih utuh dalam koleksi.

 

Setelah berkeliling di beberapa ruangan, tiba saatnya Laskar Teropong untuk memasuki Ruang Planetarium. Dimana kita bisa melihat perwujudan kehidupan langit pada malam hari. Bagaimana wujud kedua belas rasi bintang seperti Scorpio, tampilan gugusan bintang Bima Sakti, bintang Kejora serta lain sebagainya. Bagaimana pola pergerakan bintang menandakan arah dan waktu, dapat dilihat dan dipelajari di situ. Semua fenomena alam di langit itu itu dipotret dan disajikan melalui sebuah proyektor. Area ruang Planetarium berbentuk cungkup, berdiameter kurang lebih 20 meter, sebelum memasuki tempat ini, pengunjung harus melepaskan alas kaki, guna menjaga kebersihan tempat Planetarium.

 

Dengan dipandu oleh seorang TNI, kami diajak melihat rasi rasi bintang di langit pada waktu malam hari. Memang tidak nyata dan hanya dijalankan oleh sebuat proyektor planetarium, tapi rasanya hampir nyata melihat langsung bintang di malam hari. Setelah kurang lebih 15menit berada dalam Planetarium, pertunjukan pun selesai, beberapa punggawa SAC pun tak sungkan untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang sebelumnya telah disampaikan di dalam Planetarium.

 

Setelah itu kami pun tak melewatkan kesempatan untuk berfoto bersama dengan latar belakang mesin proyektor Planetarium. Kunjungan pun dilanjutkan ke beberapa ruangan lagi yang tak kalah mengasyikkan. Ada ruangan KRI Dewaruci, Ruang Senjata, dan masih banyak lagi. Hingga tak terasa 2jam lebih waktu kami lewatkan untuk mengeksplorasi museum Loka Jala Crana.

 

Setelah berkeliling melihat beberapa koleksi yang ada di Museum, dan tentunya mendengar penjelasan panjang lebar awal kisah panjang sejarah perang kemerdekaan, dipenghujung kunjungan, Laskar Teropong tak melewatkan waktu untuk sekedar berfoto dengan koleksi museum. Lalu kami pun segera menutup kunjungan siang itu dengan sedikit sharing dan merencanakan kegiatan selanjutnya.

 

 

Salam Laskar Teropong !!!

Leave a Reply