Kalender Astronomi Bulan Juni 2020

Kalender Peristiwa Astronomi

Konjungsi Bulan Spica
Pada 02 Juni 2020 Bulan berada pada fase Cembung awal. Disebelah Barat Daya Bulan terdapat sebuah bintang terang berwarna Biru. Bintang terang tersebut adalah bintang Spica atau Alpha Virginis yang terletak di rasi bintang Virgo. Bintang Spica merupakan bintang raksasa biru dengan diameter sekitar 6,9 kali diameter Matahari kita dan terletak sejauh 260 tahun cahaya dari Bumi. Peristiwa terlihatnya Bulan dan bintang Spica dalam posisi berdekatan di langit disebut sebagai konjungsi Bulan – Spica. Peristiwa ini dapat kita saksikan dengan mata telanjang mulai pada 02 Juni 2020 setelah Matahari Terbenam hingga pukul 02:50 Waktu Lokal dimana posisi bintang Spica berada di sisi Barat Daya Bulan.

Konjungsi Bulan Antares
Pada 05 Juni 2020 Bulan berada pada fase Purnama. Disebelah Barat Daya Bulan terdapat sebuah bintang terang berwarna oranye. Bintang terang tersebut adalah bintang Antares yang merupakan bintang paling terang di rasi bintang Scorpius. Peristiwa terlihatnya Bulan dan bintang Antares dalam posisi berdekatan di langit disebut sebagai konjungsi Bulan – Antares. Peristiwa Konjungsi Bulan – Antares dapat kita amati dengan mata telanjang yakni pada 05 Juni 2020 mulai setelah Matahari Terbenam hingga pukul 05:30 Waktu Lokal dengan posisi bintang Antares berada di sisi Barat Daya Bulan.

Bulan Purnama
Pada tanggal 06 Juni 2020 Bulan telah mencapai fase Bulan Purnama. Selepas Matahari terbenam, Bulan akan terbit di ufuk timur kemudian berada diatas kepala pengamat pada saat tengah malam dan terbenam di ufuk barat ketika Matahari terbit. Fase Bulan Purnama akan mencapai puncaknya pada saat Bulan mengalami peristiwa oposisi yang mana pada tanggal 06 Juni 2020 terjadi pada pukul 02:12 WIB dengan jarak antara Bumi dan Bulan yang terbentuk saat itu sejauh 364.128 km. Fase Bulan Purnama merupakan peristiwa dimana langit dalam satu malam penuh akan terang benderang tersinari oleh cahaya Bulan. Tentunya fase Bulan purnama bukanlah waktu yang efektif untuk mengamati benda langit karena langit akan kaya polusi cahaya Bulan.

Gerhana Bulan Penumbra 06 Juni 2020
06 Juni 2020 sebuah peristiwa yang paling dinanti-nanti para astronom amatir maupun pecinta langit di Indonesia akan terjadi. Peristiwa itu adalah Gerhana Bulan Penumbra 06 Juni 2020. Gerhana Bulan Penumbra akan dimulai dengan masuknya Bulan ke wilayah bayangan kabur Bumi(penumbra) pada pukul 00:45 WIB. Pada fase penumbra, penampakan cakram Bulan seolah tak ada bedanya dengan Bulan pada saat Bulan Purnama. Peristiwa Gerhana Bulan Penumbra 06 Juni 2020 akan mencapai puncak gerhana pada pukul 02:26 WIB dengan ditandai salah satu sisi Bulan akan sedikit menghitam. Gerhana Bulan Penumbra Bulan Penumbra akan berakhir sepenuhnya pada pukul 04:04 WIB. Peristiwa Gerhana Bulan Penumbra dapat di amati di seluruh Indonesia dan aman untuk diamati dengan menggunakan mata telanjang, binokuler maupun teleskop. Tidak ada bencana alam yang disebabkan saat peristiwa gerhana Bulan terjadi.

Segitiga Bulan – Jupiter – Saturnus
Di sore hari tanggal 08 Juni 2020 lihatlah di Belahan Langit Timur. Disana akan tampak tiga buah benda langit yang membentuk formasi segitiga. Benda langit tersebut adalah Bulan, Jupiter dan Saturnus. Umumnya, dalam astronomi amatir peristiwa seperti ini disebut dengan istilah Triple Conjunction atau Konjungsi Rangkap Tiga. Pada saat itu Bulan berada pada fase Purnama dan disebelah Utara terdapat Jupiter dan disebelah Timur Jupiter ada Saturnus. Untuk mengamati peristiwa Konjungsi Rangkap Tiga ini kita dapat menggunakan mata telanjang, binokuler maupun teleskop. Konjungsi Rangkap Tiga atau Segitiga Bulan – Jupiter – Saturnus akan mulai tampak di Belahan Langit Timur mulai pukul 20:00 Waktu Lokal dan peristiwa ini akan berakhir sebelum Matahari Terbit.

Bulan – Saturnus – Jupiter Sejajar
Pada pagi dini hari tanggal 09 Juni 2020 di Belahan Langit Timur tampak tiga benda langit membentuk formasi garis lurus dari timur ke barat. Ketiganya adalah Bulan, Saturnus dan Jupiter. Peristiwa terlihatnya tiga benda langit dengan posisi yang saling berdekatan dalam astronomi amatir disebut sebagai Triple Conjunction atau Konjungsi Rangkap Tiga. Pada saat peristiwa ini terjadi posisi Saturnus berada di sebelah Barat Bulan dan Jupiter berada disebalah Barat Saturnus. Ketiganya membentuk formasi sejajar yang seolah-olah berada dalam satu garis lurus di langit malam. Peristiwa ini dapat kita saksikan pada tanggal 09 Juni 2020 mulai pukul 21:00 Waktu Lokal hingga sebelum Matahari Terbit. Konjungsi Rangkap tiga Bulan, Saturnus dan Jupiter sama sekali tidak memicu bencana alam di permukaan Bumi. Tidak ada efek yang ditimbulkan saat peristiwa Bulan, Saturnus dan Jupiter sejajar di langit malam.

Konjungsi Bulan Mars
Pada tanggal 12 Juni 2020 Bulan yang berada pada fase Cembung Akhir akan tampak berdekatan (konjungsi) dengan bintang terang tak berkelip berwarna oranye. Bintang terang tak berkelip tersebut sejatinya adalah planet ke empat dalam Tata Surya kita yaitu planet Mars. Saat konjungsi Bulan – Mars terjadi, posisi planet Mars berada di sebelah Timur Laut Bulan. Peristiwa Konjungsi Bulan – Mars dapat kita amati dengan mata telanjang dan akan berlangsung mulai pukul 23:30 Waktu Lokal hingga sebelum Matahari Terbit.

Bulan Kuarter Akhir
13 Juni 2020 Bulan telah memasuki fase Bulan Kuarter Akhir. Selama enam jam kedepan setelah Matahari terbenam tanggal 13 Juni 2020, langit akan gelap dan terbebas dari polusi cahaya Bulan. Hal ini tentu menjadi waktu yang paling efektif ketika anda melakukan pengamatan benda langit. Baik benda langit terang seperti planet maupun benda langit redup seperti nebula, gugus bintang dan galaksi. Saat menjelang waktu tengah malam, Bulan akan terbit di ufuk timur dengan bentuk separuh lingkaran. Bulan akan terus bergerak ke arah barat dan pada pagi hari saat matahari terbit Bulan akan berada di atas kepala.

Konjungsi Bulan Venus
Pagi dini hari hari tanggal 19 Juni 2020 di Belahan Langit Timur, Bulan yang berada pada fase Bulan Sabit tua akan tampak berdekatan (konjungsi) dengan bintang terang tak berkelip berwarna kuning dimana terang cahayanya melebihi terangnya bintang-bintang disekitarnya. Bintang terang tak berkelip tersebut sejatinya merupakan planet kedua di tatasurya kita yaitu planet Venus. Peristiwa terlihatnya Bulan dan planet Venus dalam posisi berdekatan di langit disebut sebagai konjungsi Bulan – Venus. Peristiwa Konjungsi Bulan – Venus dapat kita amati dengan mata telanjang yakni pada Pagi dini hari hari tanggal 19 Juni 2020 mulai pukul 03:30 Waktu Lokal hingga sebelum Matahari Terbenam dengan posisi planet Venus yang terlihat sebagai bintang terang tak berkelip berada di sisi Timur Bulan.

Gerhana Matahari Sebagian 21 Juni 2020
Siang hari 21 Juni 2020 akan menjadi sebuah momen langka di tahun ini. Sebuah fenomena alam langka yang paling ditunggu-tunggu oleh para pecinta astronomi maupun astronom amatir akan kembali menghiasi langit Indonesia. Gerhana Matahari Cincin namun di Indonesia terlihat sebagai Gerhana Matahari Sebagian. Peristiwa gerhana Matahari Sebagian merupakan peristiwa dimana cakram Bulan menutup sebagian cakram Matahari. Sebagai akibatnya, Matahari yang semula jika dilihat dengan menggunakan kacamata Matahari tampak berbentuk lingkaran sempurna akan tampak tertutup lingkaran gelap yang tak lain adalah cakram Bulan itu sendiri. Peristiwa Gerhana Matahari Sebagian 21 Juni 2020 merupakan gerhana Matahari yang memiliki seri saros 137. Wilayah yang dilintasi oleh Gerhana Matahari Sebagian 21 Juni 2020 antara lain Aceh, Riau, Palangkaraya, Makassar dan Kupang. Masing-masing dari wilayah tersebut memiliki waktu mulainya Bulan menutup cakram Matahari atau yang disebut sebagai “kontak pertama” dan waktu puncak gerhana yang berbeda-beda. Di Aceh, kontak Pertama akan terjadi pada pukul 13:23 WIB. Kemudian puncak gerhana pada pukul 14:38 WIB dan kontak terakhir atau cakram Bulan selesai menutup cakram Matahari akan terjadi pada pukul 15:42 WIB. Riau akan mengalami kontak pertama pukul 14:08 WIB, puncak gerhana 15:02 WIB dan kontak terakhir pukul 15:49 WIB. Palangkaraya akan mengalami kontak pertama pukul 14:31 WIB, puncak gerhana pukul 15:23 WIB dan kontak terakhir pukul 16:09 WIB. Makassar akan mengalami kontak pertama pukul 14:43 WIB, puncak gerhana pukul 15:29 WIB dan kontak terakhir pukul 16:11 WIB. Kemudian Kupang akan mengalami kontak pertama pukul 15:02 WIB, puncak gerhana pukul 15:32 WIB dan kontak terakhir pukul 16:00 WIB. Untuk mengamati peristiwa Gerhana Matahari Sebagian 21 Juni 2020, kita diharuskan untuk menggunakan peralatan keamanan yang direkomendasikan salah satunya seperti kacamata Matahari. Melihat gerhana Matahari tanpa peralatan keamanan akan sangat berbahaya bahkan dapat menimbulkan kebutaan permanen. Lintasan gerhana Matahari sebagian 20 Juni 2020 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Lintasan Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020. Di Indonesia kita mengalami Gerhana Matahari Sebagian sehingga dalam artikel ini kita menyebutnya sebagai Gerhana Matahari Sebagian. Kredit : http://xjubier.free.fr/



Bulan Baru
Pada tanggal 21 Juni 2020 Bulan memasuki fase Bulan Baru. Pada fase ini Bulan tidak akan terlihat di langit baik di malam hari maupun siang hari. Fase Bulan Baru dimulai ketika Bulan mengalami konjungsi dan pada tanggal 21 Juni 2020 peristiwa konjungsi Bulan terjadi pada pukul 13:42. Fase Bulan Baru merupakan waktu terbaik untuk melakukan Pengamatan langit malam khususnya benda-benda langit redup seperti galaksi, nebula dan gugus bintang. Selama satu malam penuh langit akan gelap dan terbebas dari polusi cahaya Bulan.

Solstice
Peristiwa Bumi mengelilingi Matahari dan kemiringan Bumi 23,5 derajat terhadap bidang orbit Bumi ternyata memberikan akibat yang cukup terasa. Dari bulan ke bulan jika kita amati pada jam yang sama kita akan melihat Matahari bergerak perlahan-lahan dari selatan ke utara begitu pula sebaliknya. Pergerakan Matahari dari selatan ke utara maupun utara ke selatan akan menciptakan sebuah pola posisi dilangit mirip angka delapan yang bernama Analemna. Pada pola tersebut ada titik paling utara dan ada pula titik paling selatan. Titik paling utara ini kita sebut sebagai Titik Balik Matahari musim panas dan titik paling selatan ktia sebut sebagai Titik Balik Matahari musim dingin. Saat Matahari berada di Kedua titik ini dalam astronomi dikenal dengan istilah Solstice. Pada bulan Juni ini kita akan menyaksikan terjadi peristiwa Titik Balik Musim Kemarau pada tanggal 21 Juni 2020 pukul 04:44. Untuk menyaksikannya bangunlah dipagi hari dan lihatlah matahari akan terbit tidak tepat di ufuk timur namun sedikit melenceng ke arah utara.

Konjungsi Bulan Merkurius
Sore hari hari tanggal 22 Juni 2020 di Belahan Langit Barat, Bulan yang berada pada fase Bulan Sabit Muda akan tampak berdekatan (konjungsi) dengan bintang terang tak berkelip berwarna kuning yang terletak di sisi Selatan Bulan. Bintang terang tak berkelip tersebut sebenarnya adalah planet Merkurius. Peristiwa terlihatnya Bulan dan planet Merkurius dalam posisi berdekatan di langit disebut sebagai konjungsi Bulan – Merkurius. Peristiwa Konjungsi Bulan – Merkurius dapat kita amati dengan mata telanjang pada Sore hari hari 22 Juni 2020 mulai setelah Matahari Terbenam hingga pukul 18:24 Waktu Lokal.

Hilal 1 Dzulka’dah
Penentuan awal bulan Hijriah umumnya dimulai ketika Bulan telah mengalami fase Bulan Baru dan Hilal tampak di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Pada tanggal 22 Juni 2020 Bulan telah memasuki fase Bulan Baru dengan peristiwa Konjungsi atau Ijtima terjadi pada pukul 13:42 WIB. Mengacu pada waktu terjadinya konjungsi, umur Bulan dan waktu terbenam Matahari di seluruh kota di Indonesia maka dapat diperkirakan Waktu Pengamatan Hilal sebagai penentuan awal 1 Dzulka’dah jatuh pada pada tanggal 22 Juni 2020 selepas Matahari Terbenam. Ketinggian Bulan terhadap horizon setelah Matahari terbenam diperkirakan akan setinggi 12 derajat.

Konjungsi Bulan Regulus
Pada 25 Juni 2020 Bulan berada pada fase Bulan Sabit Muda. Disebelah Tenggara Bulan terdapat sebuah bintang terang berwarna Biru. Bintang terang tersebut adalah bintang Regulus yang merupakan bintang paling terang di rasi bintang Leo. Peristiwa terlihatnya Bulan dan bintang Regulus dalam posisi berdekatan di langit disebut sebagai konjungsi Bulan – Regulus. Peristiwa ini dapat kita saksikan dengan mata telanjang mulai pada 25 Juni 2020 setelah Matahari Terbenam hingga pukul 21:00 Waktu Lokal dimana posisi bintang Regulus berada di sisi Tenggara Bulan.

Hujan Meteor June Bootids
Hujan Meteor June Bootids akan mencapai puncak aktifitas hujan meteor pada tanggal 27 Juni 2020. Banyaknya meteor yang akan tampak dilangit malam setiap satu jam diperkirakan akan sebanyak 0-100 meteor per jam. Hujan Meteor June Bootids memiliki sumber semu hujan meteor(radiant) berada di rasi bintang Bootes yang diperkirakan rasi bintang tersebut akan terbit di langit timur pada pukul 14:00 waktu lokal. Fase Bulan yang terjadi pada saat puncak Hujan Meteor June Bootids merupakan fase Kuarter Awal yang artinya pada fase tersebut diperkirakan polusi cahaya yang disebabkan oleh cahaya Bulan Tidak Akan Menerangi langit malam sehingga meteor-meteor redup yang berasal dari hujan meteor June Bootids Dapat Terlihat dengan mata telanjang selama jalannya pengamatan. Pengamatan Hujan Meteor June Bootids tidak membutuhkan peralatan optik seperti binokuler maupun teleskop. Cukup dengan mata telanjang dan hadapkan pandangan anda pada rasi bintang Bootes.

Bulan Kuarter Awal
Fase Bulan Kuarter Awal akan terjadi pada tanggal 28 Juni 2020. Penampakan Bulan di langit pada fase Bulan Kuarter Awal terlihat seperti separuh lingkaran yang terbit di ufuk timur ketika siang hari dan berada diatas kepala pengamat selepas Matahari terbenam. Bulan akan bersinar di belahan langit barat selama kurang lebih enam jam hingga terbenam di ufuk barat pada saat waktu tengah malam. Setelah Bulan terbenam langit akan kembali gelap tanpa keberadaan cahaya Bulan. Waktu yang paling efektif untuk melakukan pengamatan benda langit saat fase Bulan Kuarter Awal adalah selepas Bulan terbenam hingga Matahari terbit karena pada saat itu langit akan terbebas polusi cahaya Bulan.

Konjungsi Bulan Spica
Pada 29 Juni 2020 Bulan berada pada fase Kuarter Awal. Disebelah Selatan Bulan terdapat sebuah bintang terang berwarna Biru. Bintang terang tersebut adalah bintang Spica atau Alpha Virginis yang terletak di rasi bintang Virgo. Bintang Spica merupakan bintang raksasa biru dengan diameter sekitar 6,9 kali diameter Matahari kita dan terletak sejauh 260 tahun cahaya dari Bumi. Peristiwa terlihatnya Bulan dan bintang Spica dalam posisi berdekatan di langit disebut sebagai konjungsi Bulan – Spica. Peristiwa ini dapat kita saksikan dengan mata telanjang mulai pada 29 Juni 2020 setelah Matahari Terbenam hingga pukul 00:00 Waktu Lokal dimana posisi bintang Spica berada di sisi Selatan Bulan.

Leave a Reply