Perlombaan luar angkasa atau space race berawal dari persaingan ketat antara kedua negara adidaya Amerika Serikat dan Uni Soviet(USSR) dalam klaim memenangkan tekhnologi luar angkasa. Wernher von Braun serta Sergei Korolev merupakan dua ilmuwan roket yang menjadi tulang punggung bagi kedua negara adidaya ini. Keduanya memiliki impian yang sama dan mustahil untuk dilakukan orang saat itu. Ya, menerbangkan manusia ke Bulan. Sejak tahun 1957 kedua negara adidaya ini saling berkompetisi untuk dapat menguasai luar angkasa. Mulai dari pengembangan sistem roket, mengorbitkan satelit, mengorbitkan manusia di atas atmosfer Bumi hingga mengirim manusia ke Bulan berhasil dilakukan dalam masa perang dingin tersebut. Akhir perlombaan luar angkasa mulai terasa ketika Amerika berhasil mendaratkan manusia pertama kali di Bulan.
Respon masyarakat Amerika atas keberhasilan mendaratkan manusia pertama di Bulan tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi negara paman syam. Hampir-hampir seluruh media saat itu menyorot pendaratan manusia di Bulan dan menjadikannya headline di setiap surat kabar maupun media televisi. Namun demikian selang setelah Amerika melakukan perjalanan luar angkasanya pada misi Apollo 14, masyarakat Amerika justru menilai bahwa penjelajahan luar angkasa dengan mengirimkan manusia ke Bulan hanyalah misi yang membuang-buang anggaran negara. Sehingga pada tahun 1972 misi Apollo 17 menjadi misi terakhir bagi pengiriman manusia ke Bulan.
Belakangan ini konspirasi tentang berakhirnya misi Apollo 17 yang menutup misi pengiriman manusia ke Bulan menjadi hal hangat untuk diperbincangkan. Berbagai pertanyaanpun muncul, Benarkah misi Apollo 17 pada 7 Desember 1972 merupakan misi terakhir pengiriman manusia ke bulan? Jika iya, adakah misi penjelajahan Bulan yang dilakukan manusia setelah misi Apollo 17? Lalu, jika penjelajahan Bulan saat itu terus berlangsung mengapa NASA tidak mengirimkan manusia untuk kembali ke Bulan? Dan mengapa misi tersebut menjadi misi terakhir? Benarkah bahwa para anggota Apollo 17 melihat Alien yang berbahaya sehingga program Apollo dihentikan?
Misi Apollo 17 pada 7 Desember 1972 memang benar adanya menjadi misi terakhir bagi program Apollo sekaligus misi terakhir bagi pengiriman manusia ke Bulan. Namun, misi Apollo 17 bukanlah misi terakhir bagi penjelajahan Bulan yang dilakukan oleh manusia atau penjelajahan Bulan Tanpa Awak(unmanned space mission). Pada tahun 1973 Rusia dan Amerika sebagai negara adidaya masih melanjutkan misi penjelajahan Bulan yaitu dengan mengirimkan misi tanpa awak menggunakan robot. Misi tersebut adalah misi Luna 21 yang dilakukan oleh Rusia dan 2 misi penjelajahan yaitu Explorer 49 dan Mariner 10 oleh Amerika. Misi Luna 21 terbang pada 8 Januari 1973 dengan tujuan untuk mengambil citra permukaan Bulan dari jarak dekat dan misi tersebut berlangsung selama 7 hari. Misi selanjutnya adalah Explorer 49 yang terbang pada 10 Juni 1973 dan dilanjutkan misi mariner 10 yang terbang pada 3 November 1973. Selepas ketiga misi tersebut, misi penjelajahan Bulan terus berlanjut. Hingga saat ini sudah lebih dari 100 misi penjelajahan Bulan tanpa awak dilaksanakan oleh banyak negara.
Jika kita melihat kembali sejarah NASA merencanakan program Apollo, NASA sesungguhnya merencanakan program apollo mulai dari misi Apolo 1, 4, 5 hingga Apollo 20. Selama perlombaan luar angkasa (Space Race), Amerika pernah mengalami kekalahan selama 2 kali dengan USSR(Uni Soviet). Pukulan keras dimulai ketika Yuri Gagarin berhasil menjadi manusia pertama yang mengorbit Bumi dalam misi Vostok 1 atas Uni Soviet. Kekalahan tersebut menjadi pemicu bagi presiden JF Kennedy untuk melakukan pendaratan manusia pertama kali di Bulan oleh bangsa Amerika. Sebagai negara adidaya tentu Amerika tidak ingin kalah dari Uni Soviet. Pada 18 Maret 1965 Uni Soviet kembali mengalahkan Amerika dengan keberhasilannya melakukan “space walk” oleh Alexei Leonov pada misi Voskhod 2. Selama tahun 1961 hingga tahun 1966, peningkatan anggaran belanja NASA untuk program Apollo meningkat drastis dengan puncak anggaran tertinggi pada tahun 1966. Awal mula biaya program Apollo hanyalah 7 miliar US Dollar namun kekalahan Amerika atas Soviet berhasil melambungkan anggaran belanja NASA hingga 20 miliar US dollar. Dalam satu kali penerbangan manusia “Pulang Pergi” Bumi Bulan pada misi Apollo 11, Amerika setidaknya menghabiskan biaya sekitar 355 juta US Dollar. Biaya yang sangat tinggi inilah yang menyebabkan parlemen Amerika tidak mengizinkan lagi pelaksanaan misi pengiriman manusia ke Bulan.
Setelah keberhasilan NASA melakukan misi pendaratan manusia pertama di bulan pada misi Apollo 11 tahun 1969, NASA mulai kembali memprioritas ulang tujuan penjelajahan luar angkasanya. Rencana awal NASA untuk membangun sebuah stasiun ruang angkasa mulai dihidupkan kembali. Akhirnya pada tahun 1970 NASA mengumumkan pembatalan misi Apollo 20 dan akan menggantinya dengan misi pembangunan stasiun ruang angkasa yang diberi nama Skylab. Pada tahun yang bersamaan, NASA juga mengumumkan bahwa 3 misi terakhir dari seri misi Apollo yang dapat berlanjut hanyalah misi Apollo 15, 16, dan 17. Bahkan sempat pada tahun 1971 pemerintah Amerika ingin membatalkan misi Apollo 16 dan 17 meski pada akhirnya kedua misi Apollo tersebut tetap dilaksanakan. Selain pembangunan stasiun luar angkasa menjadi alasan utama bagi penghentian pengiriman manusia ke Bulan saat itu, biaya yang sangat tinggi serta kondisi ekonomi dan politik negara Amerika menjadi alasan selanjutnya bagi negara berkembang ini tak lagi mengirimkan manusia ke Bulan.
Lantas mengapa saat ini NASA sibuk sekali mengirim wahana-wahananya ke Mars bahkan berusaha mengirimkan manusia ke planet merah yang tak berpenghuni itu? Tak lain jawabannya hampir sama seperti saat kekalahan Amerika atas Soviet dimana Amerika tidak ingin kehilangan status adidayanya dalam teknologi luar angkasa, karena hal itulah parlemen Amerika menyetujui misi pengiriman wahana antariksanya ke planet Mars. Penghentian pengiriman manusia ke Bulan bukanlah akhir dari penjelajahan Bulan yang dilakukan oleh manusia. Alasan utama dari dihentikannya pengiriman astronot NASA ke Bulan taklain karena biaya yang sangat tinggi, kondisi ekonomi dan kondisi politik dari negara Amerika itu sendiri.
Referensi :
https://www.nasa.gov
http://io9.gizmodo.com/
https://www.theguardian.com/
http://www.thespacerace.com/timeline/