Bulan purnama malam ini akan tampak lebih besar dari pada Bulan purnama biasanya. Masyarakat menyebutnya sebagai Supermoon. Sejatinya apasih sebenernya supermoon itu dan apa spesialnya supermoon kali ini?
Supermoon adalah sebutan bagi posisi Bulan saat mencapai jarak terdekat dengan Bumi. Istilah Supermoon datang dari dunia astrologi atau ilmu ramal meramal berdasarkan kedudukan posisi benda langit yang dikait-kaitkan dengan nasib manusia. Dunia astronomi menyebut peristiwa supermoon atau posisi jarak terdekat antara Bulan – Bumi dengan istilah Perigee. Pada 28 September 2015, Bulan akan mencapai fase purnama. Diperkirakan jarak terdekat yang akan terbentuk antara Bulan dengan Bumi akan sejauh 356.876 km. Sebuah ukuran jarak terdekat antara Bulan dan Bumi selama tahun 2015. Perigee atau Supermoon dapat diamati diseluruh langit Indonesia. Asal kita bisa melihat Bulan purnama maka secara otomatis kita bisa melihat Supermoon.
Berdasarkan hasil pengamatan pagi ini 28 September 2015 dan dibandingkan dengan Bulan pada tanggal 2 Juli 2015 dan 30 Agustus 2015, Cakram Bulan tampak lebih besar. Pada kenyataannya saat peritiwa supermoon terjadi, cakram Bulan 14 persen lebih besar dan 30 kali lebih terang daripada saat Bulan berada pada posisi terjauhnya atau apogee. Peristiwa ini dikenal juga dengan istilah”minimoon”(Space.com)
Bersamaan dengan peristiwa Supermoon atau Perigee, Bulan pada tanggal 28 September 2015 tepatnya pukul 02:47 UT atau 09:47 WIB berada tepat di garis ekliptika dan Bulan akan mengalami Gerhana Bulan total. Peristiwa gerhana bulan total hanya dapat diamati di sekitar wilayah benua amerika selatan, eropa bagian barat dan sebagian amerika serikat. Indonesia tidak dapat menyaksikan peristiwa Gerhana Bulan Total.
Bloodmoon
Gerhana Bulan total sering disebut dengan istilah Bloodmoon. Warna merah darah yang terlihat pada permukaan Bulan saat gerhana Bulan terjadi sesungguhnya disebabkan oleh cahaya matahari yang terbias saat melalui atmosfer Bumi dan jatuh mengenai permukaan Bulan kemudian dipantulkan kembali ke permukaan Bumi. Selain faktor pembiasan cahaya oleh atmosfer Bumi, faktor-faktor seperti jumlah kandungan air dan partikel di atmosfer serta suhu atmosfer dan kelembaban juga berpengaruh pada warna permukaan Bulan saat gerhana Bulan terjadi(NASA).