Scorpius

Rasi Bintang Referensi

[Artikel Referensi]
Mitologi
Rasi bintang Scorpius merupakan satu dari 88 rasi bintang di langit malam dan termasuk kedalam satu dari 13 rasi bintang zodiak. Di Indonesia khususnya pulau Jawa, rasi bintang Scorpius memiliki nama lain berdasarkan posisinya di langit malam. Ketika rasi bintang scorpius berada di belahan langit timur atau saat berada pada posisi terbit, rasi bintang scorpius disebut sebagai “Lintang Kelopo Doyong.” Nama lintang kelopo doyong diambil dari bentuk formasi bintang-bintang terang yang menyerupai batang pohon kelapa yang miring. Saat rasi bintang Scorpius berada di belahan langit barat, formasi bintang-bintang di bagian ekor rasi bintang Scorpius akan menyerupai dengan leher angsa yang sedang mengeram sehingga saat berada pada posisi seperti ini rasi bintang scorpius disebut sebagai “Lintang Banyak Angrem” atau Angsa Mengeram. Selain kedua nama yang telah disebutkan, masyarakat Jawa masih memiliki sebutan lain bagi rasi bintang scorpius yang digunakan dalam kalender musim atau Pranata Mangsa.

Disebut sebagai Lintang Kelopo Doyong adalah saat rasi bintang scorpius berada pada posisi setelah terbit atau sebelum mencapai titik diatas zenith. Sedang disebut sebagai Lintang Banyak Angrem adalah ketika rasi scorpius berada pada posisi menjelang terbenam atau setelah tinggi diatas kepala pengamat. Kredit : Eko Hadi G 2015

Asal muasal nama Scorpius sejatinya muncul dari mitologi bangsa Yunani kuno. Dikisahkan di muka bumi ada seorang pemburu handal yang bernama Orion. Karena kehandalannya dalam memburu, Orion menjadi “lupa daratan” sehingga ia terlalu berbangga diri dengan kepiawaiannya berburu. Dalam kisah tersebut orion membual bahwa ia telah berhasil menakhlukkan hati sang dewi fajar (yakni Eos) sebagai kekasihnya. Tak hanya itu saja, orion menceritakan tentang bagaimana ia menjadi seorang pemburu besar dan akan membunuh setiap makhluk yang ada di permukaan Bumi. Mendengar berita tersebut Eos dan Artemis sang dewi pemburu tidak terima dan marah kepada sang Orion. Apollo kakak sang dewi pemburu yang juga sebagai dewa matahari serta dewa hewan ternak menganggap bahwa bualan Orion bukan hanya candaan belaka. Sang dewi Bumi yaitu Gaia juga tidak menganggap hal ini sebagai lelucon semata. Apollo dan Gaia bertemu kemudian berbicara mengenai apa yang dikatakan oleh Orion. Maka sang dewi bumi memutuskan bahwa sudah saatnya Orion untuk pergi dari muka Bumi. Sebuah kalajengking raksasa(Scorpio) diciptakan oleh sang dewi Bumi untuk memburu Orion. Pada akhir cerita Orion tewas terbunuh oleh sengatan sang Scorpio si kalajengking raksasa. Keterkaitan antara Scorpius dan orion yang menceritakan bahwa keduanya saling berkejar-kejaran, oleh bangsa Yunani kuno kedua rasi bintang tersebut diletakan di langit pada posisi yang saling bertolak belakang. Saat rasi bintang Scorpius terbit di belahan langit timur maka rasi Orion akan terbenam di belahan langit barat begitu pula saat rasi scorpius terbenam maka rasi orion terbit. Sehingga keduanya tampak seperti saling mengejar di langit malam.

Bintang
Rasi bintang Scorpius setidaknya memiliki 10 bintang terang didalamnya. Satu diantaranya yang paling terang adalah Antares. Antares sendiri sejatinya merupakan bintang merah super besar yang telah berumur tua dengan jari-jari sebesar 900x jari-jari matahari kita. Di langit malam antares tampak seperti bintang merah kekuning-kuningan dengan nilai magnitudo semu +1,05. Asal muasal nama Antares bermula dari warna dan luminositas dari bintang yang hampir mirip dengan planet Mars. Karena keduanya mirip maka bintang terang ini disebut sebagai rival dari planet Mars atau Anti Ares → Antares.

bintang-bintang terang di rasi bintang Scorpius. Antares merupakan bintang paling terang atau disebut juga sebagai Alpha Scorpii. Kredit : Eko Hadi G 2015

Selain Antares terdapat pula 9 bintang-bintang terang lainnya seperi Beta Scorpi atau Graffias, Dschuba, Sargas, Shaula, Jabbah, Girtab, Iclil, Alniyat dan Lesath. Banyaknya bintang-bintang terang pada rasi bintang scorpius membuat rasi bintang scorpius sangat mudah ditemukan di langit malam.

Pengamatan
Di musim kemarau seperti pada bulan Juli dan Agustus, rasi bintang Scorpius akan berada diatas langit Indonesia pada rentang pukul 20.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Rasi bintang scorpius cukup mudah ditemukan di Indonesia karena posisinya yang hampir dekat diatas kepala. Untuk menemukan rasi bintang scorpius anda dapat melihat tabel “Waktu kemunculan rasi bintang Scorpius” maupun menggunakan aplikasi simulasi langit seperti stellarium. Dengan menggunakan tabel ini, anda dapat mengetahui waktu munculnya rasi bintang scorpius di bulan-bulan tertentu. Rasi bintang scorpius memiliki bintang berwarna merah kekuningan dan memiliki formasi bintang seperti pada tabel Waktu kemunculan rasi bintang Scorpius di bawah ini.

Tabel terbit terbenam rasi scorpius dalam waktu satu tahun. Tabel ini dapat anda gunakan di sepanjang tahun. Kredit : Kafe Astronomi.com

Cara membaca table ini yaitu sebagai berikut: Tentukan waktu dan bulan anda mengamati langit(misal September pukul 20.00). Garis tebal berwarna memiliki arti bahwa rasi bintang Scorpius dapat diamati pada rentang waktu tertentu dan tanda bintang atau asterisk memiliki arti bahwa rasi bintang Scorpius berada pada posisi diatas kepala pengamat. Pada bulan september, tebal berwarna hanya melintasi pada waktu sore pukul 18.00 hingga pukul 00.00 waktu lokal maka rasi bintang Scorpius hanya akan tampak mulai sore selepas matahari terbenam hingga pukul 00.00. Sehingga jika anda melakukan pengamatan pastikan anda mengamati pada rentang selepas matahari terbenam hingga pukul 00.00.

Obyek di sekitar Scorpius
Selain memiliki bintang-bintang terang dan berbagai sebutan nama, rasi bintang Scorpius juga memiliki obyek-obyek langit dalam(Deep Sky Object) yang dapat kita amati dengan mata telanjang, binokuler maupun teleskop. Beberapa obyek tersebut antara lain obyek Messier 6 atau gugus bintang kupu-kupu, messier 7 atau gugus bintang Ptolemy, Messier 4 dan NGC 6321.

Obyek langit dalam yang terletak di rasi bintang Scorpius. Seluruh obyek ini dapat kita lihat menggunakan binokuler atau teleskop. Namun pada kondisi langit cerah dan gelap terbebas dari polusi cahaya, obyek-obyek tersebut dapat kita lihat menggunakan mata tanpa alat bantu optik atau mata telanjang. Foto ini merupakan foto asli yang di potret dengan lama eksposure sekitar 9 menit oleh salah satu anggota komunitas astronomi Penjelajah Langit . Kredit : Raka Krisna 2017
  • Messier 6 atau gugus bintang kupu-kupu tergolong kedalam gugus bintang terbuka yang terletak di rasi bintang scorpius. Gugus Bintang kupu-kupu memiliki magnitudo semu +4.20. Karena lemahnya magnitudo yang dimiliki, gugus bintang kupu-kupu tidak dapat diamati dengan mata telanjang dan hanya bisa diamati menggunakan binokuler maupun teleskop.
  • Messier 7 atau gugus bintang Ptolemy merupakan gugus bintang terbuka yang pertama kali ditemukan oleh Ptolemy. Posisi dari gugus bintang Ptolemy berada di belakang bintang Shaula atau ekor scorpius. Gugus bintang Ptolemy dapat kita amati menggunakan mata telanjang, binokuler dan teleskop.
  • Messier 4 merupakan gugus bintang bola yang berada di dekat bintang terang Antares. Magnitudo semu yang dimiliki Messier 4 adalah +5,90. Gugus bintang ini hanya dapat kita amati menggunakan binokuler maupun teleskop.
  • NGC 6321 atau obyek C76 merupakan gugus bintang terbuka yang terdiri dari hampir 100 bintang disekitarnya. Obyek C76 berada dekat sekali dengan bintang terang Zetta Scorpii atau Grafias dan sangat mudah untuk ditemukan. Obyek C76 dapat diamati dengan menggunakan mata telanjang, binokuler maupun teleskop.

Batas Rasi Bintang
Beberapa rasi bintang yang berdekatan dan menjadi batas dari rasi bintang scorpius adalah rasi bintang Libra, Ophiuchus, Sagittarius, Corona Australis, Ara, Norma dan Lupus. Dari 88 rasi bintang di langit, luas wilayah rasi bintang scorpius berada pada urutan ke 33.

Rasi bintang Scorpius dipotret dalam eksposure yang cukup lama. Tampak terang bagian pusat galaksi bimasakti beserta nebula-nebula gelap disekelilingnya. Kredit : Eko Hadi G 2017

Leave a Reply