Hembusan angin dan suara ombak menyambut perjalanan malam ini. Di bawah langit malam yang cerah, satu per satu meteor terlihat melesat cepat melintasi bintang-bintang. Panjang lintasannya berkisar antara 5 derajat sampai yang terpanjang mencapai 65 derajat. Berbekal tiga buah kamera dan sebuah teleskop, kami memulai penjelajahan.
Setelah dibentuknya Penjelajah Langit pada tanggal 20 Juli 2013 yang lalu sebagai klub astronomi yang bekerja di bawah manajemen Kafe Astronomi, kami mengawali kegiatan dengan pengamatan Hujan Meteor Perseid. Pengamatan yang diikuti sebanyak dua belas orang ini dilakukan saat puncak Hujan Meteor Perseid yaitu pada tanggal 11 sampai 12 Agustus 2013 bertempat di Landasan Aeromodeling Pantai Depok, Bantul. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan Penjelajah Langit kepada masyarakat umum dan sebagai sarana berbagi ilmu.
|
|
Aktifitas hujan Meteor Perseid terjadi setiap tahun dimulai dari pertengahan bulan Juli hingga akhir Agustus dan mencapai puncaknya berkisar pada tanggal 12-14 Agustus. Nama Perseids berasal dari nama Rasi bintang Perseus karena hujan meteor ini seolah-olah berasal dari arah Rasi Bintang Perseus. Kecepatan meteor tersebut kira-kira 60 kilometer per detik, dan memiliki kilauan meteor yang terang dengan cahaya yang panjang. Meteor-meteor Perseid tersebut berasal dari serpihan debu ekor komet 109P/Swift-Tuttle yang masuk ke atmosfer Bumi.
Pengamatan dimulai pukul 23.20 dan berakhir pukul 04.00. Malam itu langit sangat cerah, tidak berawan, dan minim polusi cahaya sehingga kami dapat menikmati peristiwa hujan meteor Perseid dengan mata telanjang. Selama rentang waktu pengamatan tersebut kami berhasil melihat 114 meteor dan 5 diantaranya merupakan fireball.
Sembari menikmati indahnya hujan meteor, bersama kami mempelajari dan membaca rasi bintang yang ada dikaki langit selatan. Diantara yang kami lihat adalah rasi scorpius, perseus, orion, corona, taurus, dan masih banyak lagi. Susunan rasi bintang memang terlihat sangat jelas. Langit yang cerah dan tempat yang ideal bagi pengamatan belahan langit selatan juga membuat kami dapat menyaksikan Galaksi Andromeda sebagai galaksi tetangga terdekat serta Small Magellanic Cloud (SMC) dan Large Magellanic Cloud (LMC) sebagai satelit galaksi bimasati yang dapat kami lihat dengan mata telanjang.
Kami menggunakan teleskop Celestron 130EQ untuk membidik beberapa objek angkasa berupa planet Jupiter, gugus Pleiades, dan Nebula Orion. Sesekali udara dingin menyelimuti dinginnya malam, kami bersama-sama mengabadikan indahnya pemandangan langit yang menakjubkan dengan bantuan tiga buah kamera (Canon EOS 500D, Nikon D5100, dan Nikon D3100). Saking dinginnya udara, tak jarang lensa kamera-pun tertutup embun sehingga proses pengambilan gambar terpaksa dihentikan. Detik demi detik semakin cepat berlalu dan waktu telah menunjukkan pukul 04.00. Meskipun kamera tidak berhasil menangkap indahnya hujan meteor, namun kami senang karena kami telah berhasil mengabadikan pemandangan langit malam yang indah beserta aktifitas kami dipenjelajahan puncak perseid.
yang umum bisa ikutan tim ini gak??
pengen ikuttt
kangen liat langit seperti dulu….