Menjelajahi langit malam sangat lah mengasyikkan. Kerlipan bintang beserta bintang-bintang yang dihubungkan dalam satu garis menjadikan garis-garis konstelasi yang menghiasi langit malam. Di bagian langit selatan khusus nya pada bulan-bulan tertentu terdapat salah satu rasi bintang yang selalu menunjukkan arah selatan. Ya, ialah si rasi gubuk penceng atau yang mempunyai nama astronomis rasi crux. Oleh para nelayan dan pelaut, rasi crux menjadi alat navigasi mereka saat kompas tidak ada.
Berbeda dengan rasi crux, rasi yang satu ini ia tidak menunjukkan arah melainkan menunjukkan sebuah garis – yaitu garis ekuator atau yang dikenal sebagai garis katulistiwa. Orion atau lintang waluku merupakan salah satu dari sekian banyak rasi bintang yang tampak di langit malam. Orion hanya akan tampak pada saat musim penghujan. Pada zaman dahulu khusus nya orang jawa menggunakan Rasi Orion sebagai penanda bahwa musim bertani telah tiba. Mereka menamakan rasi orion sebagai lintang waluku. Lintang Waluku sangat mudah untuk dikenali, ia memiliki tiga bintang sejajar berada di tengah dan dua bintang di kanan kirinya. Namun siapa sangka, dari salah satu bintang dari tiga bintang sejajar di lintang waluku ternyata dapat kita gunakan untuk mengetahui posisi dari garis ekuator atau garis katulistiwa.
|
|
Mintaka adalah bintang yang akan kita gunakan untuk mengetahui posisi garis ekuator. Jika kita gunakan software simulasi bintang seperti stellarium maupun Starrynight kemudian kita amati posisi nya, maka dari jam ke jam kita akan tahu bahwa mintaka selalu sejajar dengan garis ekuator. Jarak antara mintaka dengan ekuator sangat lah dekat, ia tidak lebih dari 0,17 derajat. Karenanya saat kita ingin mengetahui posisi dari garis ekuator maupun ekuator langit kita dapat menentukan nya dengan menggunakan bintang posisi mintaka dari jam ke jam.