“Namun pada jam pertama gerhana Bulan, tersembunyilah pada awal keindahan surgawi dari tubuhnya, lalu semua cahayanya ternodai dan tertutupi oleh warna darah”
-Curtius
Itulah yang dikatakan oleh salah satu prajurit dari Alexander the Great ketika melihat gerhana Bulan setelah menang pada pertempuran di Gaugamela pada tahu 331 S.M.
Gerhana Bulan adalah suatu kejadian di mana Matahari, Bumi dan Bulan sejajar, yang dimana Bumi berada di tengah. Dan gerhana Bulan HANYA terjadi saat fase Bulan purnama, selain itu bukanlah gerhana Bulan.
Lalu bagaimanakah gerhana Bulan terjadi?. Ketika gerhana Bulan terjadi Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk sebuah gari lurus atau dengan kata lain saat itu Bulan berada pada garis lintasan Matahari yang oleh kita disebut dengan garis ekliptika. Bumi menutupi segala cahaya yang datang dari Matahari ke Bulan. Jika pada fase Bulan pada bulan-bulan biasanya cahaya Matahari sepenuhnya diterima oleh Bulan, pada peristiwa gerhana Bulan cahaya Matahari yang memancar ke arah permukaan Bulan tertutup oleh Bumi yang menyebabkan Bulan mengalami gerhana dan berada di area bayangan Bumi. Saat Bulan melewati bayangan dari Bumi. Bayangan yang terjadi sejeatinya terdiri dari dua bagian yang membentuk seperti kerucut. Bayangan bagian luar atau yang di sebut sebagai Penumbra adalah daearah dimana Bulan masih mampu menerima sinar Matahari meski tergolong redup. Sedangkan bayangan bagian dalam atau kita sebut sebagai Umbra merupakan daerah bayangan dimana sinar Matahari yang memancar ke arah Bulan tertutup sepenuhnya oleh Bumi kita.
Sepertihalnya Bumi yang mengelilingi Matahari, Bulan pun juga mengelilingi Bumi sehingga pada saat terjadi gerhana Bulan total maka secara otomatis Bulan akan melewati daerah penumbra dan daerah umbra tersebut. Dan dari sinilah yang menyebabkan terjadinya bermacam-macam jenis gerhana pada Bulan. Para astronom mengenal 3 jenis dasar gerhana Bulan.
1. Gerhana Bulan Total
Gerhana Bulan Total terjadi saat keseluruhan dari Bulan memasuki wilayah umbra sehingga tak sedikitpun cahaya Matahari diterima di permukaan Bulan saat gerhana Bulan total mencapai puncaknya. Pada saat gerhana terjadi, Bulan akan padam berwarna merah. Warna merah yang dihasilkan pada saat terjadinya gerhana Bulan total tak lain disebabkan oleh hamburan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi kita. Bilamana anda saat gerhana Bulan total berdiri di permukaan Bulan dan melihat Matahari, anda akan melihat Bumi yang berwarna hitam pekat menutupi seluruh cakram Matahari. Selain itu anda juga akan melihat sebuah cincin yang terbentuk dari terbiasnya sinar Matahari yang bercahaya di sekitar Bumi. Dan itulah cahaya yang jatuh ke permukaan Bulan saat gerhana Bulan total terjadi.
2. Gerhana Bulan Sebagian
Tak selamanya gerhana Bulan akan mengalami total seterusnya namun ada kalanya ia juga akan terlihat sebagian. Bahkan pada saat Bulan mengalami gerhana Bulan total sejatinya ia juga melewati fase gerhana yang dimiliki oleh gerhana Bulan sebagian. Gerhana Bulan sebagian sejatinya terjadi saat posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tidak sepenuhnya berada pada garis lurus sempurna melainkan hanya separuh dari tubuh Bulan saja berada di wilayahgaris ekliptika. Pada saat gerhana Bulan sebagian terjadi, sinar Matahari yang memancar ke arah permukaan Bulan tidak semuanya dapat diterima oleh permukaan Bulan melainkan hanya sebagian dari permukaan Bulan saja yang menerima sinar Matahari hal ini disebabkan karena pada saat puncak gerhana Bulan sebagian, posisi Bulan berada pada wilayah bayangan penumbra dan umbra sehingga hanya sebagian saja wilayah Bulan yang tertutupi secara sempurna.
|
|
3. Gerhana Bulan Penumbra
Lantas bagaimana ya bila saat gerhana Bulan ternyata Bulan sama sekali tidak melewati wilayah bayangan umbra? Inilah yang terjadi pada gerhana Bulan penumbra. Pada gerhana Bulan penumbra, posisi Bulan berada diwilayah penumbra sehingga pada saat puncak gerhana Bulan penumbra, Bulan hanya akan redup pada sementara waktu dan terang kembali karena Bulan hanya berada diwilayah penumbra. Tipe gerhana Bulan penumbra merupakan tipe gerhana Bulan yang lebih susah untuk di amati, karena jika tidak kita bandingkan menggunakan piranti pencitra permukaan Bulan yang terkena gerhana tidak akan begitu tampak dengan Bulan purnama yang terjadi.
Gerhana Bulan dan gerhana Matahari sejatinya terjadi disetiap tahun hanya saja pada saat gerhana baik Bulan maupun Matahari tidak dapat di lihat dari semua tempat secara serentak. Pada tahun 2014 ini terjadi 2 kali gerhana Bulan total yaitu pada tanggal 15 April 2014 dan 8 Oktober 2014. Tidal seperti pada gerhana Bulan total 15 april 2014 yang lalu, pada gerhana Bulan total 8 Oktober ini, Gerhana Bulan total dapat di lihat dari seluruh wilayah Indonesia, walaupun tidak semuanya dapat melihat fase gerhana Bulan total dari awal hingga akhir.
|
|
Dalam kurun waktu tahun 2014, Gerhana Bulan total 8 oktober ini merupakan gerhana Bulan total terakhir yang dapat kita amati dari Indonesia sehingga akan sangat rugi sekali jika pada saat gerhana Bulan total ini kita tak mampu mengamatinya. Lantas kapan waktu yang tepat untuk mengamati gerhana? Berikut merupakan tabel dari waktu gerhana Bulan total 8 oktober 2014
Fase Gerhana Bulan | Waktu |
---|---|
Bulan memasuki wilayah Penumbra | 15:15 WIB |
Bulan memasuki wilayah umbra pertama | 16:14 WIB |
Bulan memasuki wilayah Umbra kedua | 17:25 WIB |
Puncak Gerhana Bulan Total | 17:55 WIB |
Bulan meninggalkan wilayah umbra pertama | 18:23 WIB |
Bulan meninggalkan wilayah umbra kedua | 19:34 WIB |
Bulan meninggalkan wilayah penumbra | 20:33 WIB |
Undangan Pengamatan Gerhana Bulan Bersama Kafe Astronomi Penjelajah Langit
Kafe Astronomi sebagai media informasi astronomi indonesia pada kesempatan kali ini akan melakukan pengamatan gerhana Bulan bersama di alun-alun selatan kota yogyakarta. Bagi anda yang pada tanggal 8 oktober 2014 memiliki waktu free, ajak keluarga dan kawan-kawan anda untuk bersama mengamati gerhana Bulan total yang berlangsung di Alun-alun selatan kota yogyakarta mulai pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB. Acara tersebut bersifat gratis dan terbuka untuk umum. Silahkan datang dan mari mengamati gerhana Bulan total 8 oktober 2014.
Untuk pengamatan di kota-kota lainnya bisa mengikuti pengamatan klub astronomi setempat yaitu
DKI Jakarta
Planetarium & Observatorium Jakarta
Contact Person : Rayhan Cygnus, Ronny Syamara, Ahmad Zulfahmi
Universitas Indonesia – Pesta Rakyat Fisika
Contact Person :Mila Izzatul Ikhsanti
Bandung
Gedung Oktagon kampus ITB Ganesha – Himastron ITB
Contact Person : –
Info -> http://himastron.as.itb.ac.id/world-space-week-perayaan-kegiatan-antariksa-terbesar-di-dunia/
Kutai Kartanegara
Halaman Planetarium Jagad Raya, Tenggarong
Info -> https://www.facebook.com/groups/501905423238877/
Semarang
Universitas Negeri Semarang – Himpunan Astronomi Amatir Semarang
Contact Person : Dwi (Unnes) – 08990446528
Yaqin (IAIN WS) – 085775259225
Info -> https://www.facebook.com/astronomi.semarang
Surabaya
Anjungan Kenpark Surabaya – Surabaya Astro Club
Contact Person : –
Info ->https://www.facebook.com/events/383440095141424/?ref=4
Jember
Lapangan Depan Perpustakaan Pusat Universitas Jember – Jember Astronomy Club dan Astronomy Club HIMAFI Neutron
Contact Person : Hidayatul Fitriya
Info -> https://www.facebook.com/events/1543360222549763/
Sumber lokasi pengamatan langit klub astronomi oleh indra firdaus.