Gerhana Bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Hal Itu dapat terjadi bila Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi. Dengan kata lain, gerhana Bulan muncul bila Bulan sedang beroposisi dengan matahari atau pada saat Bulan mencapai fase purnama. Namun tidak setiap saat Bulan beroposisi dengan matahari akan terjadi gerhana Bulan, karena kemiringan bidang orbit Bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5° mempengaruhi posisi Bulan dalam perjalanannya mengelilingi Bumi kita sebagai satelit alam.
Mungkin sebagian dari kita sudah lupa tentang jenis-jenis gerhana Bulan. Nah kali ini kita akan coba kembali untuk membahas tentang jenis-jenis gerhana Bulan. Yang pertama adalah gerhana Bulan total. Apa itu gerhana Bulan total? Gerhana Bulan total adalah fenomena gerhana ketika Bulan berada pada wilayah bayangan gelap Bumi atau yang disebut sebagai wilayah umbra. Pada saat gerhana Bulan total terjadi umumnya Bulan akan berwarna merah sebagai hasil dari pantulan gelombang cahaya merah dari matahari yang berhasil menerobos lapisan atmosfer Bumi. Gerhana Bulan selanjutnya adalah gerhana Bulan sebagian atau gerhana Bulan Parsial. Pada gerhana Bulan parsial, posisi Bulan berada pada separuh wilayah bayangan gelap(umbra) dan separuh wilayah bayangan kabur(penumbra) Bumi sehingga terdapat wilayah yang masih tersinari oleh sinar Matahari dan juga terdapat wilayah yang tidak tersinari oleh sinar Matahari. Ketika gerhana Bulan parsial berlangsung, biasanya pada bagian cakram Bulan terdapat wilayah yang gelap. Wilayah gelap inilah yang disebut sebagai bayangan umbra atau bayangan gelap Bumi. Dan jenis gerhana Bulan yang terakhir adalah gerhana Bulan Penumbra. Gerhana Bulan Penumbra hampir bisa di bilang susah diamati dengan mata telanjang karena posisi dari Bulan berada pada wilayah banyangan kabur Bumi sehingga pada posisi tersebut masih terdapat sinar matahari yang cukup untuk menerangi Bulan. Seringnya, gerhana Bulan penumbra hampir tidak ada bedanya dengan Bulan purnama biasanya.
Nah pada tanggal 07 – 08 Agustus 2017, Indonesia akan kebagian fenomena astronomi nan menawan, ngga mau ketinggal dengan Amerika yang akan ke datangan Gerhana Matahari total, kita juga akan kedatangan gerhana. Gerhana apa itu? Ya nggak salah lagi dialah gerhana Bulan parsial. Gerhana Bulan parsial pada tengah malam tanggal 07-08 Agustus 2017 akan memiliki lama durasi selama 1 jam 55 menit. Dalam seri siklus terjadinya, gerhana Bulan parsial 7 – 8 agustus 2017 termasuk dalam seri Saros 119 dan merupakan gerhana ke-62 dari total 83 kali gerhana dalam seri tersebut.
Bagaimana cara melakukan pengamatan?
Beruntungnya untuk mengamati fenomena gerhana Bulan parsial tidak dibutuhkan alat khusus seperti binokuler maupun teleskop. Kita dapat menyaksikannya langsung tanpa bantuan alat pengamatan astronomi dan tentunya aman untuk dilihat mata tanpa alat bantu optik. Gerhana Bulan akan mulai memasuki wilayah penumbra pada 7 Agustus 2017 pukul 22.50 WIB. Selang 42 menit kemudian, Bulan akan memasuki wilayah umbra pada pukul 00.22 tanggal 8 Agustus 2017. Puncak gerhana Bulan sebagian akan berlangsung pada pukul 01.20 WIB. Selepas pukul 01.20 WIB, Bulan perlahan akan meninggalkan wilayah umbra dengan ditandai dengan menghilangnya wilayah bayangan gelap Bumi/Umbra hingga pada pukul 02.18 WIB dan tepat pada pukul 03.50 WIB Bulan meninggalkan wilayah penumbra.
Bagaimana cara menentukan posisi Bulan?
Gerhana ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, untuk Indonesia bagian timur posisi Bulan selama gerhana akan berada di belahan langit barat sedang pada wilayah waktu Indonesia bagian barat posisi Bulan selama gerhana akan tinggi diatas kepala pengamat.
Sembari menanti kemunculan gerhana, kita juga dapat melakukan pengamatan langit dan bintang bintang. Seperti mengamati planet-planet di sore hari yakni planet Saturnus dan Yupiter. Sedang di pagi hari selepas gerhana akan muncul rasi bintang Orion dan planet Venus.
Terakhir sebagai tambahan, carilah posisi nyaman untuk pengmatan. Siapkan jacket dan cemilan terbaikmu dan berdoalah semoga tidak hujan. Setelah melihat gerhana bagi yang muslim sangat dianjurkan untuk melakukan sholat kusuf sebagai bukti tunduk dan pangabdian kita pada sang pencipta.
Semoga langit cerah, selamat mengamati dan salam astronomi Indonesia