Sabtu malam 18 Oktober 2014 tepatnya di Griya Aisha Jalan kaliurang kota Yogyakarta, Kafe Astronomi melalui klub astronominya yakni Penjelajah Langit menghadiri undangan untuk mengisi kegiatan astronomy camp di salah satu Home Schooling yang ada di kota Yogyakarta. Dengan berbekal instrumentasi yakni teleskop dan binokuler serta beberapa materi astronomi, Tim Inti Penjelah Langit mulai mengisi acara astronomy camp dengan memperkenalkan benda-benda langit seperti planet dan bintang yang ada di langit malam.
|
|
Berjumlah 36 siswa dengan berbagai macam latar belakang usia yaitu mulai dari 5 tahun hingga 10 tahun, anak-anak mulai diperkenalkan dengan nama -nama planet tatasurya beserta karakteristiknya. Antusiasme anak-anak beserta rasa ingin tau akan ilmu astronomi terbukti saat pertanyaan demi pertanyaan muncul pada saat sesi materi. “Kak kenapa venus lebih panas dari pada Merkurius?” tanya seorang anak kepada pembicara kami. Tak hanya anak-anak yang bertanya, orang tua yang mendampingi merekapun juga ikut bertanya “Bisakah anda gambarkan seperti apa jarak 500 tahun cahaya?” Dengan dibantu beberapa aplikasi simulasi langit pertanyaan demi pertanyaan mampu dijawab dengan penjelasan yang mudah dipahami oleh anak-anak dan orang tua.
Malam semakin larut, teleskop beserta binokuler sudah siap menunggu mereka untuk ikut menjadi penjelajah langit kecil yang mengarungi bintang-bintang. Budaya antripun diterapkan saat anak-anak akan mengintip langit dari balik teleskop. “Iya, warnanya putih ada duakan?” kata seorang anak kecil saat melihat bintang disekitar rasi bintang Aquila dan Sagitarius. Sesaat setelah menengok tetangga matahari yakni bintang-bintang dilangit malam, anak-anak mulai diperkenalkan dengan instrumentasi binokuler dan memakainya langsung untuk melihat langit. Rasa penasaran akan langit malam dan bintang-bintang selalu muncul melalui pertanyaan demi pertanyaan saat proses pengamatan langit berlangsung. Sebuah rasa syukur dan senang didalam hati kami mampu berbagi pengetahuan sains khususnya astronomi dengan anak-anak sedini mungkin. Besar harapan kami dari pengalaman ini, ilmu Astronomi di Indonesia semakin hari semakin dikenal di masyarakat Indonesia.


|
|
